No comments yet

KANTUK YANG MEMBAWA MAUT

Ayat inti terdapat dalam Wahyu 3:3

Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

Khotbah pada Sabat, 25 Maret 2023 diambil dari Kisah Para Rasul. 20:7-12

Ayat 7

Merupakan salah satu bagian dari cara hidup jemaat pertama untuk berkumpul bersama-sama, memecah-mecahkan roti sebagai wujud persatuan dan eratnya persekutuan jemaat mula-mula. Dan saat itu Paulus sementara berbicara kepada jemaat,  menyampaikan pesan-pesan kebenaran sampai tengah malam.

Seberapa seringkah kita mengambil waktu untuk menjadi bagian dalam setiap kesempatan untuk bersekutu bersama umat-umat Tuhan di dalam doa, belajar firman Tuhan, baik secara jemaat maupun pribadi?

Ayat 8

Mereka berkumpul di ruang atas, yang mana pada zaman itu bagian atas suatu rumah digunakan dengan tujuan bersosialisasi dan kebaktian, dengan estimasi daya tampung sekitar 200-300 orang (Ellicott’s Commentary for English Readers). Dinyalakan banyak lampu, sehingga suasana yang dapat digambarkan saat itu adalah banyaknya asap (karena lampu menggunakan bahan bakar minyak), sehingga menimbulkan suasana tidak nyaman di dalam ruangan.

Akan ada banyak tantangan dan ketidaknyamanan yang tercipta ketika kita berupaya untuk datang kepada Tuhan, baik di dalam ibadah yang ada, belajar dan mendengar firman Tuhan, maupun kesempatan untuk bersekutu dengan umat-umat Tuhan.

Ayat 9

Oleh karena suasana ruangan yang tidak nyaman, seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela. Namun karena Paulus berbicara sampai tengah malam, Eutikhus mengantuk, dan tertidur lelap. Kemudian ia terjatuh dan ketika diangkat, Eutikhus sudah mati. Seandainya dia tetap berada dalam posisi yang tidak nyaman, pasti dia tidak akan jatuh. Diawali hanya dengan menikmati angin diluar jendela, kemudian mengantuk yang ujungnya jatuh dan membawa maut.

Beberapa hal dan alasan yang sering membawa umat Tuhan berada di ujung kebinasaan yaitu Ketidaknyamanan (dalam pekerjaan, rumah tangga, jemaat, dll); Membanding-bandingkan keadaan; Coba-coba.

Terkadang di dalam kehidupan ketika kemudahan dan kesenangan dunia diterima, membuat ketahanan iman menjadi berkurang (mengantuk) dan kerohanian kita tertidur.

Dari keseluruhan proses kematian Eutikhus, hanya ketika dia jatuh saja dia berada di luar ruangan, dan sisanya dia ada di dalam meskipun hanya “sebagian”

Ayat 10

Paulus turun ke bawah dan mendekap Eutikhus dan Paulus berkata “Jangan ribut, sebab ia masih hidup”.

Ada 2 hal penting:

1. Walaupun banyak yang mengatakan atau beranggapan dia sudah mati, namun Paulus katakan bahwa ia masih hidup. Jangan cepat mengambil keputusan tentang hidup atau matinya kerohanian seseorang

2. Ada pengharapan meskipun kehidupan kerohanian sudah mulai mengantuk bahkan tertidur. Ada kesempatan untuk berbalik dan bertobat, bangun dari keadaan kerohanian yang terlelap.

Ayat 11

Setelah itu Paulus melanjutkan memecah-mecahkan roti lalu makan dan ia terus berbicara tentang kebenaran sampai fajar menyingsing. Paulus tidak menyianyiakan sisa waktunya bersama umat-umat Tuhan dengan tetap melanjutkan pembicaraannya sebelum ia berangkat.

Sudah saatnya untuk mengambil waktu lebih banyak mempelajari firman Tuhan, menguatkan sesama jemaat, gantinya berbicara hal-hal yang tidak berguna dan tidak memuliakan Tuhan.

Ayat 12

Eutikhus diantarkan ke rumahnya dan mereka semua merasa sangat terhibur. Merupakan suatu sukacita ketika ia hidup dan pulang ke rumah.

Sukacita ketika  umat Tuhan bertobat dan berbalik di jalan yang Tuhan kehendaki. Kiranya sukacita yang sama dan boleh menjadi sumber sukacita juga bagi umat-umat Tuhan lainya, dengan pertobatan kita.

Post a comment